Articles


Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Kecerdasan Emosional Siswa

Sandra, Iwit Prihatin, Utin Desy Susiaty

Journal of Edukasi Borneo, Vol. 2 No. 1 (2021), 17 October 2021, Page 1-7

The purpose of this study in general was to find out which was better between the Problem Based Learning model and classical learning of mathematical problem-solving abilities in terms of the emotional intelligence of students on the material system of two-variable linear equations in class VIII of one of secondary schools of Kalimantan Barat. The method used in this study was an experimental method, with a Quasi-Experimental research form, and the research design was a 2x3 factorial design. The population in this study were all eighth-grade with class samples VIII A and VIII B selected by using the Cluster Random Sampling technique. Based on the analysis of variance of two paths with unequal cells it is concluded that: 1) the problem-based learning model provides better mathematical problem-solving abilities compared to classical learning in the material system of two-variable linear equations, 2) Students with high emotional intelligence provide better mathematical problem-solving abilities compared to moderate and low emotional intelligence, 3) In each learning model, the mathematical problem-solving ability of students with high emotional intelligence is better than that of moderate and low emotional intelligence, 4) At each level of students' emotional intelligence, the Problem Based Learning model provides better mathematical problem-solving skills than classical learning.

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara model pembelajaran problem-based learning dan pembelajaran klasikal terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari kecerdasan emosional siswa pada materi sistem persamaan linier dua variable di kelas VIII di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) Negeri Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan bentuk penelitian Quasi Experimental, dan rancangan penelitian adalah desain faktorial 2x3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP, dengan sampel kelas VIII A dan VIII B yang dipilih secara random menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Berdasarkan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disimpulkan bahwa: 1) Model pembelajaran problem-based learning memberikan kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik dibandingkan pembelajaran klasikal dalam materi sistem persamaan linier dua variable, 2) siswa dengan kecerdasan emosional tinggi memberikan kemampuan pemecahan masalah matematis lebih baik dibandingkan dengan kecerdasan emosional sedang dan rendah, 3) pada masing-masing model pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa  dengan kecerdasan emosional tinggi lebih baik dari padakecerdasan emosional sedang dan rendah, 4) pada setiap tingkat kecerdasan emosional siswa, model pembelajaran problem-based learning memberikan kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik dari pembelajaran klasikal.

KATA KUNCI: problem-based learning, kemampuan pemecahan masalah matematis, kecerdasan emosional

Every teaching process has at least three main activities, namely planning, implementing and evaluating. Likewise, what happened with the teaching and learning process in schools. A teacher is required to plan, implement and evaluate learning. The learning planning process that must be carried out by a teacher includes the main activities: 1) making an annual program, 2) making a syllabus, 3) making a semester program, 4) making a learning implementation plan, and 5) making a test / evaluation program. Of the five elements mentioned above, the syllabus and lesson plans are the most important preparations for teaching. Based on the results of the analysis in the 2018/2019 academic year, one of the state high schools (SMAN) in West Kalimantan faced problems, namely teachers still experiencing obstacles in making lesson plans, especially the preparation of syllabus and lesson plans. This study described the application of continuous academic supervision as a means of overcoming this issue. There were 13 teachers participated in this current study. Interviews, analysis documents,and observations were used to gather the data. The data were, then, analyzed using content analysis. The results of this study indicate that 13 teachers are very much in the continuous academic supervision program because they can interact with other teachers and school leaders, namely the principal and vice principal of the school.

 

ABSTRAK

Setiap proses mengajar paling tidak ada tiga kegiatan utama yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Demikian pula yang terjadi dengan proses belajar mengajar di sekolah. Seorang guru diwajibkan melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Proses perencanaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru meliputi kegiatan utama: 1) membuat program tahunan, 2) membuat silabus, 3) membuat program semester, 4) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, dan 5) membuat program ulangan/evaluasi. Dari kelima unsur tersebut di atas, silabus dan RPP merupakan persiapa yang paling utama ketika hendak mengajar. Berdasar kepada hasil analisa pada tahun pelajaran 2018/2019 pada salah satu sekolah menengah atas negeri (SMAN) Kalimantan Barat menghadapi permasalahan, yaitu guru masih mengalamai kendala dalam membuat perencanaan pembelajaran khususnya penyusunan silabus dan RPP. Penelitian ini mendeskripsikan penerapan supervisi akademik berkelanjutan sebagai uapaya mengatasi isu tersebut. Partisipan penelitian ini berjumlah 13 guru. Wawancara, dokumen analisis,s serta observasi digunakan untuk mengumpulkan . data kemudian dianalisi menggunakana konten analisis. Hasil penelitian ini mengindikasikasikan bahwa 18 guru sangat dalam program supervisi akademik berkelanjutan karena mereka dapat berinteraksi sesame guru serta para pimpinan sekolah, yaitu kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.

KATA KUNCI: guru SMA, silabus, RPP, supervisi akademik berkelanjutan

This study aimed to enhance learning activities on Economics subject in class X at one of the state senior high schools (SMAN) in Landak Regency, West Kalimantan. This research employed classroom action research (PTK). There were 28 students who participated in this study. This research was conducted from July to July 2019. The data collection in this study used three methods, tests, observation and documentation. After the data was obtained, they was, then, analyzed using descriptive statistical techniques. The results of this study indicated that student learning activities were improving. They were motivated and engaged in learning activities in class so that student achievement increased from 21.42% to 71.43% in cycle I and cycle II increased until 85.19%. Thus it can be concluded that the use of GI learning methods can improve learning Economics in the classroom.

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran Ekonomi di kelas X pada salah satu sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Ada 28 siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Juli tahun 2019. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, yaitu tes, observasi dan dokumentasi. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa membaik. Mereka termotivasi dan terlibat dalam kegiatan investigasi di kelas sehingga prestasi belajar siswa meningkat dari 21,42% menjadi 71,43% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 85,19% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran GI dapat meningkatkan pembelajaran Ekonomi di kelas.

KATA KUNCI: prestasi belajar, PTK, siswa SMA, group investigation

Optimalisasi Metode Demonstrasi Berbantuan Media Nyata dalam Pengajaran IPA pada Siswa Sekolah Dasar

Agustina

Journal of Edukasi Borneo, Vol. 2 No. 1 (2021), 17 October 2021, Page 17-24

This study aimed to determine the application of demonstration methods assisted by real media in an effort to increase activeness and learning outcomes in science learning. Classroom action research was employed with 2 cycles. The study participants were students of grade V in one of the state elementary schools in Bengkayang Regency, West Kalimantan, totaling 11 girls and 13 boys. Data collection used observation and tests. Observation was implemented to identify learning activeness and tests were used to measure students' ability to master the learning materials. The results of the observation of learning activeness of students in cycle I averaged 69.06%, demonstration activities on average 69.81% with classical completeness of 4.16% increased in cycle II to 83.93% of demonstration activities 91.59% of classical completeness 75 %. Actions taken in which the students were asked to perform demonstrations in front of the class, demonstrate, and to summarize the results of group demonstrations. While the learning outcomes of the first cycle 66.67% increased to 87.50% in the second cycle. The results of this study implied that the application of demonstration methods assisted by real media increased student activity and learning outcomes.

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi berbantuan media nyata dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA. Penelitian tindakan kelas digunakan dengan 2 siklus. Partisipan penelitian adalah siswa kelas V di salah satu sekolah dasar negeri di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat yang berjumlah 11 perempuan dan 13 laki-laki. Pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Observasi digunakan untuk mengidentifikasi keaktifan belajar dan tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus I rata-rata 69,06%, kegiatan demonstrasi rata-rata 69,81% dengan ketuntasan klasikal 4,16% meningkat pada siklus II menjadi 83,93% kegiatan demonstrasi 91,59% ketuntasan klasikal 75%. Tindakan yang dilakukan yaitu siswa diminta melakukan demonstrasi di depan kelas, serta diminta membuat kesimpulan hasil demonstrasi kelompok. Sedangkan hasil belajar siklus I 66,67% meningkat menjadi 87,50% pada siklus II. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media nyata dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

KATA KUNCI: pendidikan dasar, IPA, demonstrasi, keaktifan, hasil belajar

Pengaruh Pembelajaran Open-Ended sebagai Aktivitas Kelas pada Pembentukan Higher Order Thinking Skills dalam Pendidikan Dasar: Sebuah Studi Kuasi Eksperimental

Galuh Enggita Styanada, Ida Sulistyawati, Susi Hermin Rusminarti

Journal of Edukasi Borneo, Vol. 2 No. 1 (2021), 17 October 2021, Page 8-11

This study aimed to contribute to an understanding of the effects of open-ended learning on mathematics learning as a classroom activity for fifth grade students. This study used a quasi-experimental approach by applying the results of the homogeneity test, it was obtained f count 1.77 compared to dk-numerator f table 32 & dk-denominator 32 with sig level. 5% of the table is 1.80. Because it is found < from the table, it could be concluded that the experimental class and the control class are proven to be homogeneous. This means that the experimental class proved to be normally distributed. The results showed that after three months of the intervention period, students in the experimental group were more involved in learning mathematics on the material part of the geometry of spaces compared to students in the control group. The researcher concluded that the experimental class proved to have an effect of Open-ended learning on HOTS abilities in grade V students at one of the state elementary schools (SDN) in East Java. This is evidenced by the higher average value of the experimental class than the control class. In addition, this study concludes that open-ended learning is a feasible and useful classroom activity in primary schools.

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pemahaman tentang efek pembelajaran open-ended pada pembelajaran matematika sebagai kegiatan kelas untuk siswa kelas lima. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimental dengan menerapkan hasil uji homogenitas diperoleh f hitung 1,77 dibandingkan dk-numerator f tabel 32 & dk-deniminsator 32 dengan taraf sig. 5% dari tabel yaitu 1.80. Karena ditemukan < dari tabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol terbukti homogen. Ini dapat diartikan bahwa kelas eksperimen terbukti berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah tiga bulan periode intervensi, siswa pada kelompok eksperimen lebih terlibat dalam pembelajaran matematika pada materi belahan geometri bangun ruang dibandingkan dengan siswa pada kelompok kontrol. Peneliti menyimpulkan bahwa kelas eksperimen terbukti ada pengaruh pembelajaran Open-ended terhadap kemampuan HOTS pada siswa kelas V di salah satu sekolah dasar negeri (SDN) Jawa Timur. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Selain itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran open-ended sebagai kegiatan kelas yang layak dan bermanfaat di sekolah dasar.

KATA KUNCI: pembelajaran open-ended, HOTS, kemampuan pemecahan masalah matematis.

The purpose of this study was to improve the ability of high school teachers in West Kalimantan in compiling teaching equipment and determining appropriate steps to improve the ability of teachers to compile teaching equipment which includes the Annual Program (Prota), Semester Program (Promes) and Learning Implementation Plan (RPP) in addition to other supporting equipment such as syllabus, educational calendar, teaching schedule and student grade list. The research was started on 22 September 2019 until 4 October 2019. Data collection was carried out through questionnaires, observation and documentation and was analyzed qualitatively descriptive. All high school teachers are motivated to participate in in-house training activities and understand the preparation of teaching equipment. The findings of this study indicate that cooperation between school principals and teachers is very important in improving educational administration, especially in arranging teaching documents.

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Guru SMA di Kalimantan Barat  dalam menyusun kelengkapan mengajar dan menentukan langkah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun kelengkapan mengajar yang meliputi Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selain kelengkapan penunjang lainnya seperti silabus, kalender pendidikan, jadwal mengajar dan daftar nilai siswa. Penelitian dimulai tanggal 22 September 2019 sampai dengan tanggal 4 Oktober 2019. Pengumpulan data dilakukan melalui angket, observasi dan dokumentasi dan dianalisis dengan kualitatif deskriptif. Seluruh Guru SMA termotivasi dalam mengikuti kegiatan in-house training serta memahami penyusunan kelengkapan mengajar. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa kerjasma antara kepala sekolah dengan guru sangat penting dalam meningkatkan administrasi pendidikan, terutama dalam menyusun kelengkapan mengajar.

KATA KUNCI: guru SMA, kelengkapan mengajar, in-house training, PTS.

This study explored the use of play themes and free association to improve students’ personalities in learning. Action research involving 10 students in one of state high schools (SMAN) who experienced personality problems in learning. The 10 students were given services that could accommodate problems and solutions. Identification of the problem was carried out by means of diagnosis using free association techniques. Furthermore, in order for group counseling to run warmly, pleasantly, and smoothly, the counselor conducted treatment, namely play therapy activities so that students gained experience in sharing, mutual respect, providing responses and solutions and fostering determination to solve common problems so that the problems experienced by each individual could be discussed and resolved in group counseling. These findings suggest that basic measures of play ability and free association can be integrated to define and harmonize therapeutic models to address some of the problems related to student personality in learning. The use of play therapy in group counseling helps create a relaxed, pleasant atmosphere, helps members to familiarize themselves with each other so as to facilitate the implementation of group counseling.

 

ABSTRAK

Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan tema bermain dan assosiasi bebas untuk meningkatkan kepribadian anak dalam belajar. Penelitian Tindakan dengan melibatkan 10 siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kalimantan Barat yang mengalami masalah kepribadian dalam belajar. 10 siswa tersebut diberikan layanan yang bisa mengakomodir masalah serta solusinya. Identiffikasi masalah dilakukan dengan cara mendiagnosa dengan menggunakan teknis assosiasi bebas. Selanjutnya agar dalam konseling kelompok berjalan hangat, menyenangkan, dan lancar, konselor melakukan treatment yaitu kegiatan play therapy sehingga siswa memperoleh pengalaman dalam berbagi, saling menghargai, salaing memberi tanggapan dan solusi dan menumbuhkan tekat untuk memecahkan masalah bersama sehingga masalah yang di alami masing-masing individu bisa dibahas dan dipecahkan dalam konseling kelompok. Temuan ini menunjukkan bahwa ukuran dasar dari kemampuan bermain dan assosiasia bebas dapat diintegrasikan untuk menentukan dan menyelaraskan model terapi untuk mengatasi beberapa masalah terkait kepribadian siswa dalam belajar. Penggunaan play therapy dalam konseling kelompok   membantu menciptakan suasana rileks, menyenangkan, membantu anggota untuk saling mengakrabkan diri sehingga memperlancar pelaksanaan konseling kelompok.

KATA KUNCI: siswa SMA, terapi bermain, assosiasi bebas, masalah kepribadian.

Pengembangan Media Evaluasi Pembelajaran Berbasis Android di Madrasah Aliyah Negeri Pontianak

Danar Santoso, Ridho Dedy Arief Budiman

Journal of Edukasi Borneo, Vol. 2 No. 1 (2021), 17 October 2021, Page 12-16

This study aimed to develop an android-based learning evaluation tool in one of the state madrasah aliyah in Pontianak. The method used in this research was design-based research (DBR) with the ADDIE framework. Participants in the research in this study were 35 students and 2 practitioners. All instruments were validated by 4 experts. The data were gathered through interviews, observations, and questionnaires. The results showed that the developed android-based learning evaluation tool called MAI was feasible to use, namely it was included in the criteria range "Very Appropriate". Overall student responses to android-based learning through MAI were in the "Good" category, including the attractiveness aspect which got a score of 79.56%.

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media evaluasi pembelajaran berbasis android di salah satu madrasah aliyah negeri di Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah design-based research (DBR) dengan kerangka kerja ADDIE. Partisipan dalam penelitian dalam penelitian ini adalah 35 siswa dan 2 orang praktisi. Semua intrumen divalidasi oleh 4 orang ahli. Pengumpulan data melalui wawancara, observsi, dan angket. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa media evaluasi (MAI) pembelajaran berbasis android yang dikembangkan layak digunakan yaitu masuk pada range kriteria “Sangat Layak”. Respon siswa terhadap MAI pembelajaran berbasis android secara keseluruhan masuk kategori “Baik”, diantaranya pada aspek kemenarikan yang mendapatkan skor 79,56%.

KATA KUNCI: Media Evaluasi, android, DBR, ADDIE.